Variasi Penyakit Pernafasan pada Ayam

Diterbitkan pada

Freerange2
Ilustrasi peternakan ayam broiler (sumber: Google Images).

Organ pernafasan dari ayam terdiri dari tiga komponen utama yaitu saluran pernafasan (hidung, sinus, trachea, dan bronkus), paru-paru, dan antong udara (airsac). Paru-paru pada ayam sangat sederhana  dan kurang elastis, karena itu peranan kantong udara sangat penting bagi ayam. Kantong udara merupakan suatu rongga dengan dinding tipis dan halus sehingga sulit dikenali, tetapi pada saat terjadi serangan penyakit yang menyebabkan perubahan / radang pada kantong udara, akan lebih mudah dideteksi keberadaannya.

Ressang (1987) menyebutkan bahwa alat pernafasan merupakan organ tubuh yang mudah terserang penyakit karena adanya hubungan langsung antara rongga hidung dengan alveoli.

Ada berbagai macam bakteri patogen yang bisa ditemukan pada saluran pernafasan ayam, diantara adalah CRD (Chronic Respiratory Disease) yang disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum, Snot / Infectious coryza disebabkan oleh Haemophilus paragallinarum, serta kasus colibacillosis karena Escherichia coli. Kasus CRD biasanya ditandai dengan beberapa tanda pada nekropsi ayam yang terkena yaitu, bengkak pada sinus infra orbitalis, yang pada umumnya bersifat unilateral tetapi pada beberapa kasus juga ditemukan bengkak dengan pola bilateral, keluarnya cairan dari rongga hidung , berlendir serta ganguan dalam bernafas, serta ditemukan eksudat mucus sampai caseus pada saluran pernafasan. Bila disertai dengan infeksi E.coli maka akan ditemukan adanya perihepatitis dan pericarditis.

Kejadian Snot sering dijumpai pada saat pergantian musim. Pada ayam yang terserang snot, akan mengeluarkan cairan keruh yang lama-kelamaan akan menjadi kuning kental, muka dan pial bengkak serta terjadi gangguan dalam bernafas. Gejala khas dari kasus ini adalah adanya cairan mukoid dari rongga hidung yang berbau busuk dan sedikit berbusa. Kadang cairan hidung yang mengering akan dijumpai di rongga hidung sampai bagian atas paruh.

Kolera pada unggas disebabkan oleh Pasteurella multocida. Bentuk penyakit ini yaitu akut dan kronik. Pada bentuk akut ditandai dengan adanya hemoragik-septicemia dan timbulnya angka kematian yang tinggi. Sementara bentuk kronik ditandai dengan adanya gangguan pernafasan, tortikolis, radang sendi, pembengkakan kelopak mata, sinus dan pial. Pada pemeriksaan nekropsi perubahan terbatas pada saluran pernafasan termasuk kantong udara dan sinus.

Pada kasus collibacilosis, bakteri E. coli patogen menyerang ayam pada semua kelompok umur dengan bentuk yang beracam-macam seperti koliseptikemia, dan omphalitis. E. coli secara normal hidup di saluran pencernaan ayam, yang sejalan dengan metabolisme akan disekresikan bersama feses ke lingkungan kandang. Debu kandang yang di dalamnya mengandung 105-106 E. coli tiap gramnya berpotensi menimbulkan penyakit pernafasan apabila debu itu terhirup oleh ayam.

Agar berbagai macam kasus penyakit pernafasan di atas tidak memberikan dampak  negatif yang berkepanjangan bagi unggas, perlu kita tanggulangi segera dengan pemberian preparat antibiotika yang sesuai. Dalam hal pemberian antibiotika, kita harus mengacu pada pemberian preparat yang tepat, dosis yang tepat dan tepat waktu pemberian. Tujuannya yaitu agar bakteri penyebab penyakit itu cepat dapat dimusnahkan dan tidak menimbulkan resistensi terhadap antibiotika terkait serta agar tidak ada residu antibiotik dalam produk unggas yang akan dipasarkan.

Agar berbagai macam kasus penyakit pernafasan di atas tidak memberikan dampak  negatif yang berkepanjangan bagi unggas, perlu kita tanggulangi segera dengan pemberian preparat antibiotika yang sesuai. Dalam hal pemberian antibiotika, kita harus mengacu pada pemberian preparat yang tepat, dosis yang tepat dan tepat waktu pemberian. Tujuannya yaitu agar bakteri penyebab penyakit itu cepat dapat dimusnahkan dan tidak menimbulkan resistensi terhadap antibiotika terkait serta agar tidak ada residu antibiotik dalam produk unggas yang akan dipasarkan.

PT. TMC memiliki berbagai macam variasi produk untuk menangani kasus penyakit pernafasan tersebut. Diantaranya COTRIMAZINE, COLISTAN, ENROTEN, ERI-PLUS yang merupakan produk lokal, serta DOXY-500 WS untuk menangani Snot, Cholera unggas, Colibacillosis dan CRD Komplek, DIMOXAN WS untuk menangani Cholera unggas, serta INTERTRIM-500 ORAL untuk menangani Coryza. Selain itu sebagai pendukung  perlu diberikan multivitamin untuk mempercepat pemulihan kesehatan ayam seperti TM-Vita, VIT ECO, Introvit 4+WS, dan Introvit E-Selen WS. Sanitasi air bisa menggunakan KLORIN GARD. Desinfeksi kandang bisa menggunakan SPECTARAL yang mempunyai kemampuan untuk penetrasi pada bahan organik sehingga mengefektifkan pengaplikasian desinfektan di kandang