Spiking Mortality Syndrome (SMS)

Diterbitkan pada

Sms1
Sumber gambar : Davis et al. 1996

Spiking Mortality disebut sebagai sindrom karena tidak hanya disebabkan oleh satu agen utama yang jelas. Penyebab utama Spiking Mortality Syndrome (SMS) adalah Arena virus, tetapi juga membutuhkan faktor lain agar gejala klinisnya terlihat nyata. Faktor lain pencetus SMS adalah faktor manajemen berupa program pencahayaan, manajemen pakan, ventilasi kandang, umur, cuaca dll. Penyakit ini dapat terjadi pada ayam yang gemuk dan kondisinya baik. Karakteristik penyakit ini adalah morbiditas rendah tetapi mortalitas hariannya tinggi 0.3-0.5% per hari selama minimal 3 hari berturut-turut.

Arena virus menginfeksi area otak yang mengatur hormon tubuh, terutama hormon pertumbuhan (growth hormone) sehingga terjadi gangguan pertumbuhan. Arena virus juga menginfeksi sel penghasil glukagon pada pankreas. Pada saat ayam stres, glukosa perlu ditambahkan oleh glukagon melalui proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. SMS menyebabkan hipoglikemi (rendahnya kadar gula darah) karena ayam tidak mendapatkan glukosa dari proses glikogenolisis ataupun glukoneogenesis.

Spiking Mortality Syndrome dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Tipe A memiliki gejala klinis yang parah dan kematiannya terjadi dalam rentang waktu pendek. Tipe B memiliki gejala klinis yang lebih ringan tetapi kematiannya terjadi dalam rentang waktu yang lebih lama. Grafik 1 merupakan gambaran kematian akibat SMS tipe A pada kandang A dan SMS tipe B pada kandang B

(Sumber : Dinev dan Kanakov 2011)

Gejala Klinis:

  • Biasanya terjadi pada umur 8-20
  • Terlihat postur tubuh yang khas yaitu berbaring tengkurap di atas litter, tubuh condong ke depan dengan kaki lurus terentang ke belakang.
  • Kadang terlihat gejala tremor. Gejala ini sama dengan avian encephalomyelitis.
  • Ayam mengalami kelaparan, kurus dan lama-kelamaan mati. Beberapa ayam yang terinfeksi merupakan ayam yang sehat dan gemuk, bahkan kematian dapat terjadi beberapa jam setelah terlihat gejala
  • Ayam mengalami hipoglisemia dan dehidrasi. Kadar glukosa turun sampai 40% dari normal
  • Bisa menjadi buta, sehingga akan memperparah kondisi karena sulit untuk mencapai air maupun pakan
  • Gizzard berisi litter
  • Beberapa mengalami diare dengan feses berlendir berwarna oranye
  • Ayam yang sekarat atau baru saja mati biasanya feses berbentuk lendir berwarna oranye di usus halus dan sekum. Feses ini mengandung Arena virus dalam jumlah yang banyak.
  • Enteritis non spesifik ringan sampai parah
  • Beberapa terjadi hemoragi pada hati
  • Ayam yang sembuh tidak bisa mencapai performa yang sama dengan ayam yang tidak terinfeksi (mengalami runting)

Karakteristik postur tubuh dari SMS

(Sumber : Dinev dan Kanakov 2011)


Ayam yang sembuh dari SMS mengalami runting (kiri) jika dibandingkan dengan ayam sehat (kanan)

(Sumber : Dinev dan Kanakov 2011)

Treatmen

  • Pemberian gula 2% selama 1-2 hari. Butasal-100 bisa diberikan sebagai penambah energi
  • Pemberian elektrolit dan multivitamin pada ayam lewat air minum. TM-VITA atau VIT-ECO dapat diberikan sebagai pilihan multivitamin dan elektrolit
  • Pemberian antibiotik seperti Ciprolon, Enroten, atau Interflox Oral agar tidak ada infeksi sekunder
  • Pemberian imunostimulan untuk meningkatkan sistem imun tubuh seperti Introvit E-Selen WS
  • Pengaturan cahaya yang baik.
  • Cek dan jaga kualitas peralatan kandang agar bisa berfungsi secara baik
  • Ventilasi harus diatur ulang jika ditemukan ada ayam yang panting. Jika panting, ayam akan menggunakan energinya untuk mendinginkan badan, ayam mengalami dehidrasi, hiperventilasi, minum banyak air, wet drop, litter basah, amoniak akan meningkat, ayam stres dan tidak nafsu makan. Kondisi ini akan memperparah SMS
  • Tempat pakan harus selalu terisi pakan. Jika tempat pakan kosong, ayam cenderung naik ke tempat pakan agar bisa mencapai makanannya. Pakan akan terkontaminasi dengan fesesnya dan penularan bisa terjadi karena dalam feses ayam tersebut mengandung Arena virus dalam jumlah yang banyak

Pencegahan

  1. Masa kosong kandang minimal 12-14 hari
  2. Optimalkan sanitasi dengan dan desinfeksi SPECTARAL saat kosong kandang
  3. Menciptakan kondisi litter yang kering
  4. Kontrol rodensia dan hewan pengganggu lainnya yang bisa menyebarkan Arena virus menggunakan FLY-OFF
  5. Perbaikan manajemen pencahayaan

Referensi:

Davis JF, Vasilatos-Younken R. 1995. Markedly reduced pancreatic glucagon levels in broiler chicken with spiking mortality syndrome. Avian Diseases. 39:417-419

Davis JF. Castro AE, de la Torre JC, Barnes HJ, Doman JT, et al. 1996. Experimental reproduction of severe hypoglycemia and spiking mortality syndrome using field-derived and embryo-passaged preparations. Avian Diseases. 40:158-172

Dinev I, Kanakov D. 2011. Spiking mortality syndrome in broiler chicken clinical and morphological examinations of the cases recorded in bulgaria. Acta Veterinaria. 61(1):49-55

Wright C. 2015. https://www.thepoultrysite.com/articles/spiking-mortality-syndrome-in-broilers-part-1

Yatim MH, Choo PY, Ng SF, Jamaludin A, Azhar A, et al. 1999. Hypoglicaemia-spiking mortality like syndrome (SMS) in broilers. J.Vet.Malaysia. 11(1):27-32