Saluran Cerna Ayam Broiler Optimal, Performa Maksimal

Diterbitkan pada

1000 f 234941718 r6b2xcwke0uposycrfpqzh1d8t8sgany
Sumber gambar : https://stock.adobe.com/id/images/id/234942101?as_campaign=Freepik&as_content=api&as_audience=srp&tduid=3523ebb7d46e08516fca7f23e7447beb&as_channel=affiliate&as_campclass=redirect&as_source=arvato&asset_id=234941718

Dalam dunia peternakan ayam broiler, dibutuhkan berbagai macam solusi penanganan dalam mengupayakan hasil produksi yang optimal. Mulai dari menjaga lingkungan kandang, kualitas pakan, daya tahan tubuh, dan kesehatan sistem saluran cerna dan nafas ayam. Tak jarang, peternakan ayam sudah terhindar dari berbagai macam penyakit namun ada saja masalah yang dapat mengganggu tercapainya target bobot badan ayam secara optimal. Terutama yang berkaitan dengan saluran pencernaan, tempat dimana pakan diolah oleh ayam untuk pertumbuhan bobot badan dan kepentingan kelangsungan hidupnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan dan fungsi saluran cerna ayam agar bekerja optimal, sehingga hasil akhir bobot badan mencapai maksimal.

Sistem pencernaan ayam terdiri dari mulut, esofagus, tembolok (crop), proventrikulus, ventrikulus, duodenum, jejunum, ileum, sekum, kolon dan kloaka. Setiap bagian saluran pencernaan memiliki fungsi masing-masing. Perlu dipahami bahwa ada masalah pada bagian tertentu dapat berakibat tidak optimalnya daya cerna pakan di dalam tubuh ayam. Mulut ayam memiliki fungsi untuk mematuk dan mengambil pakan yang tersedia serta terdapat saliva yang mengandung enzim amilase yang dapat memecah pakan secara kimiawi, esofagus saluran yang menghubungkan antara mulut dengan tembolok. Tembolok merupakan bagian dari saluran cerna yang memiliki fungsi untuk menampung pakan sementara sebelum masuk ke tahap selanjutnya. Seringkali tembolok menjadi indikator untuk memastikan DOC sudah makan dengan baik atau belum.

 

Kondisi saluran cerna dapat diamati saat melakukan nekropsi

Sumber : Dokumentasi Tim TMC

Proventrikulus merupakan lambung kelenjar, pakan akan mendapatkan sekresi kelenjar lambung seperti enzim pepsin dan asam klorida yang membantu memecah pakan untuk masuk ke ventrikulus (gizzard) atau bisa disebut lambung mekanik. Di dalam ventrikulus terdapat otot-otot yang berfungsi untuk menggerus pakan yang ada sehingga menjadi partikel yang halus, pakan juga mengandung ‘grit’ yang nantinya di ventrikulus akan membantu seakan mengunyah makanan. Kemudian pakan akan masuk ke dalam usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum dimana akan terjadi penyerapan dan pengolahan zat nutrisi dari pakan. Metabolisme penyerapan juga dibantu oleh bakteri asam laktat yang membantu pengolahan pakan menjadi optimal, disinilah pentingya menjaga keseimbangan mikroba dalam pencernaan, sehingga bakteri yang berkembang bukanlah bakteri yang bersifat jahat atau patogen. Setelah melewati usus halus, pakan akan tertampung sementara pada sekum dalam proses penyerapan air dan fermentasi sisa-sisa pakan yang belum tercerna pada usus halus. Setelah itu sisa pakan akan melewati usus besar dan keluar melalui kloaka sebagai satu saluran pembuangan feses, urin, dan reproduksi.

Periksa kondisi feses pada sekam

Sumber : Dokumentasi Tim TMC

Untuk memastikan apakah saluran cerna dalam kondisi yang baik atau tidak, kita dapat melakukan beberapa pengamatan. Pengamatan melalui feses atau kotoran ayam bisa dilakukan, apabila di feses masih ditemukan bentuk pakan dengan warna dan konsistensi tidak berubah tanpa disertai gejala klinis bisa jadi ayam mengalami masalah pada integritas ususnya atau kondisi saluran cerna nya tidak dalam kondisi yang baik.

Masing-masing bagian saluran cerna memiliki pH atau derajat keasaman yang beragam dan spesifik. Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan mikroba dalam saluran cerna. Pada saluran cerna bagian atas, memiliki pH yang cenderung asam, kondisi tersebut harus diupayakan terjaga suasana pH nya. Jika terjadi gangguan suasana pH, dimana pH akan meningkat kearah basa maka yang terjadi perkembangan mikroflora usus yang baik akan terganggu. Gangguan ini akan mempengaruhi kecernaan pakan di dalam saluran cerna. Salah satu upaya dalam membuat saluran cerna menjadi optimal dengan menjaga suasana pH adalah dengan pemberian probiotik seperti LACTOPED.

Kondisi pH saluran pencernaan ayam

Sumber : Intestinal Health,The Key of Productivity. Gauthier (2002).

LACTOPED memiliki keunggulan kandungan bakteri Lactobacillus plantarum 108 CFU yang diformulasikan khusus untuk meningkatkan integritas saluran cerna dengan tujuan memperbaiki konversi pakan, meningkatkan penyerapan nutrisi pakan, meningkatkan berat badan ternak serta menjadikan kotoran lebih kering dan tidak berbau. Saluran cerna akan lebih optimal dengan berkembangnya mikroflora yang baik di pencernaan, yaitu bakteri asam laktat atau bakteri tahan asam seperi Lactobacillus plantarum. Penggunaan LACTOPED pada peternakan ayam broiler sangat mudah, dengan sediaan cair dapat dicampurkan langsung ke dalam air minum ayam menggunakan dosis 1 ml LACTOPED per 1 liter air minum. Dapat digunakan selama pemeliharan tanpa efek samping.

Pemberian LACTOPED adalah upaya dalam membuat saluran cerna menjadi optimal dengan menjaga integritas usus melalui kandungan probiotik Lactobacillus plantarum. Bakteri Lactobacillus sp., selain merubah suasana pH menjadi optimal karena memproduksi asam laktat, bakteri ini juga berperan dalam melindungi lapisan usus dari bakteri patogen sehingga bakteri patogen tidak memiliki peluang dalam menginfeksi saluran pencernaan.

Selain pemberian probiotik, untuk menjaga saluran cerna ayam broiler tetap optimal dapat juga melalui penambahan pemberian vitamin seperti TM-VITA, INTROVIT-E-SELEN WS, dan INTROVIT 4+WS serta INTROVIT ORAL. Pemberian antibiotik yang tepat pada saat kondisi adanya infeksi bakteri pada saluran pencernaan juga harus dilakukan, salah satunya dengan pemberian antibiotik seperi NEO-MONOXAN, INTRAMOX-200 WS, maupun INTERSPECTIN-L WS.

Semoga tetap sehat dan sukses selalu….