Penanganan Lalat di Peternakan

Diterbitkan pada

Httpswww.freepik.compremium photomacro photo fly 6303366.htm page 1 query musca domestica position 2
Sumber gambar : https://www.freepik.com/premium-photo/macro-photo-fly_6303366.htm#page=1&query=musca%20domestica&position=2

    Bagi yang mengembangkan usaha dan ternak sapi potong, selain produksi daging yang menjadi fokus, kontrol lalat di kandang juga menjadi fokus penting. Ada 3 spesies lalat yang dapat memberikan dampak merugikan secara ekonomis terhadap produksi sapi potong. Lalat yang sering ditemukan di kandang sapi potong adalah Musca domestica atau sering disebut dengan lalat rumah.  

Bagaimana Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica)?

    Siklus hidup lalat rumah memiliki 4 tahapan: telur, larva atau maggot, pupa, dan dewasa. Lalat ini memerlukan 6-42 hari (tergantung temperatur) untuk berkembang dari telur sampai dewasa. Masa hidup biasanya 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang dingin, lalat dapat hidup selama 3 bulan.

    Telur lalat biasanya ada di material organik dalam jumlah yang besar seperti manur/kotoran atau sampah. Telur menetas 8 – 16 jam pada iklim panas kemudian larva muda akan masuk ke dalam material organik tadi tetapi masih membutuhkan oksigen. Larva memiliki berkembang menjadi larva instar 1 sampai larva instar 3 dan membutuhkan 3 hari sampai beberapa minggu tergantung temperatur, tipe, dan kuantitas makanan yang tersedia. Setelah itu, larva berpindah ke tempat yang lebih kering dan masuk kembali ke dalam tanah atau bersembunyi di balik obyek-obyek yang dapat memberikan perlindungan. Larva ini membungkus diri seperti kapsul (fase pupa) dan biasanya membutuhkan waktu 2-10 hari sampai lalat dewasa keluar. Lalat rumah dalam fase telur sampai fase pupa berkembang di material organik dalam jumlah besar, contohnya manur. Di kandang sapi, manur dibiarkan bertumpuk sehingga berpotensi menjadi tempat tumbuhnya lalat rumah.

                                     Gambar 1 Siklus hidup lalat rumah 

    Lalat dewasa aktif di siang hari, dimana mereka makan dan bereproduksi. Saat malam, mereka biasanya beristirahat. Lalat rumah makan pada berbagai jenis makanan manusia, sampah, ekskreta, termasuk keringat dan tumpukan feses hewan. Sumber makanan lainnya adalah susu, gula, sirup, daging busuk. Lalat rumah biasanya tidak bisa hidup tanpa akses air lebih dari 48 jam. Lingkungan kandang menjadi tempat yang paling menguntungkan bagi lalat rumah karena terdapat akses untuk makan, minum, dan berkembangbiak

    Densitas lalat paling tinggi saat temperature 20-25 °C, menurun pada temperatur di bawah range tersebut, tidak terdeteksi pada suhu 45 °C dan di bawah 10 °C. Lalat suka istirahat pada temperatur antara 35-40 °C. Saat kondisi normal, lalat betina bertelur tidak lebih dari 5 kali dan setiap kali bertelur dapat mencapai 120-130 telur.

Apa Dampak Negatifnya Jika Terlalu Banyak Lalat?

    Lalat dalam jumlah banyak akan mengganggu sapi dan peternak di kandang. Lalat dapat menyebarkan penyakit karena mereka secara bebas memakan benda-benda yang kotor. Agen penyakit yang menempel pada bagian terluar lalat dapat bertahan selama beberapa jam, dan yang termakan oleh lalat dapat bertahan sampai beberapa hari. Transmisi terjadi ketika lalat berkontak dengan hewan atau pakannya.

    Lalat rumah berperan sebagai vektor mekanik dan menurut penelitian sebelumnya, lalat rumah dapat mentransmisikan telur cacing Taenia, protozoa Trichomonas, kista dan trofozoid E. hystolitica dan Giardia Lamblia, bakteri E.coli, Salmonella, dan spesies Shigella. Sebagai tambahan, lalat rumah juga dapat mentransmisikan virus (Issa 2019). Selain itu, infestasi larva lalat di jaringan hidup hewan akan menyebabkan miasis. Larva lalat rumah jarang menyebabkan miasis dibandingkan larva lalat lainnya. Walaupun begitu, tetap harus menjadi perhatian karena dalam satu peternakan, jenis lalat selain lalat rumah juga sering ditemukan.

Bagaimana Program yang Tepat untuk Mengendalikan Lalat yang Membandel?

    Populasi lalat yang sangat banyak di peternakan sapi potong akan mengganggu masyarakat sekitar serta berpotensi menyebabkan penyakit pada sapi tersebut. Pengendalian lalat yang sering dilakukan saat ini adalah dengan hanya mengendalikan atau membunuh lalat dewasa saja. Telur dan larva yang ada di dalam manur akan tetap berkembang menjadi lalat dewasa. Ditambah lagi, lalat dewasa yang berasal dari luar peternakan masih bisa masuk ke peternakan. Langkah yang lebih tepat adalah selain mengendalikan lalat dewasa, perlu juga dilakukan pengendalian larva lalat. Pengendalian larva lalat dapat menggunakan SIRNASET atau SIRNASET-10. Pengendalian lalat dewasa dapat menggunakan FLY-OFF. Penggunaan Sirnaset, Sirnaset-10, dan Fly-off dapat dilihat pada Tabel 1.


Bagaimana Teknis Program Pengendalian Lalat? 

    Program ini dilakukan di suatu peternakan sapi potong berskala besar. Program ini digunakan dengan sedikit modifikasi selama 2 bulan. Hasil per hari nya sangat signifikan dan populasi lalat dewasa dan larva berkurang >50%. FLY-OFF diberikan 2 kali sehari pada pukul 12.00 dan 19.00 WIB. FLY-OFF diberikan 2 kali sehari dengan pertimbangan populasi lalat dewasa sudah sangat banyak sampai mengganggu masyarakat sekitar. FLY-OFF disemprotkan di tempat-tempat berkumpulnya lalat, dan akan lebih baik jika disemprotkan di seluruh area peternakan. Salah satu tempat berkumpulnya lalat adalah di area tempat pakan. Penyemprotan FLY-OFF di area tempat pakan tetap aman dan tidak membahayakan sapi. Pengamatan setiap harinya memperlihatkan bahwa lalat dewasa mati sekitar 15 menit setelah disemprot FLY-OFF. FLY-OFF mengandung deltamethrin yang nantinya berkontak langsung dengan lalat, masuk ke membran sel syaraf, dan memblokir impuls syaraf sehingga menyebabkan lalat mengalami paralisa atau tubuh menjadi kaku. FLY-OFF dapat memberikan efek knock down selama 7 menit jika berkontak langsung dengan lalat.

    Selain membunuh lalat dewasa, program ini juga bertujuan untuk membunuh larva lalat menggunakan SIRNASET dan SIRNASET-10. Manur sapi potong yang dibiarkan menumpuk menjadi tempat berkembang larva lalat. Laporan peternak menyebutkan bahwa jumlah larva lalat sangat banyak. SIRNASET disemprot pada manur yang sudah menumpuk 2 kali sehari dengan jam yang sama dengan penyemprotan FLY-OFF. SIRNASET diberikan 2 kali sehari dengan pertimbangan populasi larva pada manur sangat banyak dan selama ini belum dilakukan upaya pengendalian larva. SIRNASET-10 diberikan dengan campuran pakan dengan tujuan feses yang dikeluarkan sapi nantinya tidak menjadi tempat yang cocok untuk perkembangan larva. SIRNASET dan SIRNASET-10 mengandung cyromazine yang dapat menghambat perkembangan larva lalat dengan cara mengganggu pembentukan kutikula sehingga tidak terjadi pergantian kulit larva dan larva mati. SIRNASET-10 yang diberikan di pakan tidak diserap tubuh sehingga akan keluar bersama feses.

    Program ini terbukti dapat menurunkan populasi lalat dan larvanya selama 2 bulan. Setelah populasinya turun, pemberian obat-obatan tadi dapat diturunkan frekuensinya. Program ini juga dapat digunakan untuk peternakan-peternakan lainnya. Lalat dapat dikendalikan tetapi sulit untuk dimusnahkan.

 


Referensi

    Issa R. 2019. Musca domestica acts as transport vector host. Bulletin of National Research Centre. 43(73):1-5

    https://www.who.int/water_sanitation_health/resources/vector302to323.pdf