Mengontrol Cacing Hati

Diterbitkan pada

Sapi website
sumber : http://www.lppslh.or.id/news/rumput-hal-utama-dalam-budidaya-sapi/attachment/img_4598/

                                                                                                

    Fasciolosis atau infestasi cacing hati merupakan penyakit penting pada ternak di daerah tropis seperti Indonesia. Di Indonesia, spesies cacing Fasciola yang menyerang ternak ruminansia di Indonesia hanya satu yaitu .F.gigantica dan inang antaranya pun hanya satu, yaitu siput Lymnaea rubiginosa. Kejadiannya lebih sering pada sapi dan kerbau daripada domba atau kambing dengan sebaran yang luas terutama di lahan-lahan basah. Inang definitif (sapi, kerbau, domba, dan kambing) harus berada dalam satu lingkungan dengan siput yang berperan sebagai inang perantara  



F. gigantica pada hati sapi

Sumber : https://jabar.tribunnews.com/2020/08/01/cacing-hati-juga-ditemukan-di-organ-dalam-hewan-kurban-di-kbb

          

                                                                    

Lymnaea rubiginosa, inang perantara cacing hati

Sumber :

http://www.elrincondelmalacologo.com/Web%20fotos%20agua%20dulce/Fotos%20coleccion/Lymnaeidae/Lymnaea%20rubiginosa.jpg

    Kasus fasiolosis pada ternak biasanya tidak memperlihatkan gejala klinis yang menciri. Gejala yang mungkin terlihat berupa kekurusan, lemah, kurang nafsu makan, pucat, kadang-kadang ada oedema di sekitar rahang bawah yang menyebar ke bagian bawah leher dan dada, diare, dan bulu kusam. Gejala ini belum spesifik dan mirip dengan penyakit parasit lainnya atau gangguan nutrisi. Kerugian ekonomi akibat fasciolosis antara lain terjadinya penurunan bobot badan, kerusakan hati, penurunan tenaga kerja, penurunan fungsi reproduksi dan kematian.

    Telur cacing Fasciola menetas selama 2 minggu dan berkembang di dalam siput selama 5 minggu sampai menjadi metaserkaria. Metaserkaria adalah bentuk infektif cacing yang menempel pada benda yang terendam air seperti jerami, rumput, atau tumbuhan air lainnya. Ternak mendapatkan infeksi karena memakan hijauan yang mengandung metaserkaria. Sekitar 16 minggu kemudian cacing tumbuh menjadi dewasa dan tinggal di saluran empedu.

    Cacing Fasciola dapat hidup sekitar satu tahun dalam tubuh ternak. Saat masih muda memakan jaringan hati dan darah, sedangkan saat dewasa makanan utama nya adalah darah. Pada infeksi yang parah terlihat adanya perubahan berupa pembengkakan hati, penyumbatan saluran empedu, jaringan hati mengeras membentuk jaringan parut dan hati mengecil. Pertumbuhan cacing sejak tertelan hingga dewasa dan siap memproduksi telur di dalam tubuh ternak (periode prepaten) pada sapi 15-21 minggu dan pada kerbau 22-32 minggu

    L rubiginosa merupakan siput air tawar yang senang berada pada air dangkal yang mengalir lamban dalam lingkungan yang teduh, seperti lahan tanaman padi atau irigasi. Pada kondisi kering, selama 2 minggu tanpa hujan, sebagian besar siput (>90%) akan mati. Telur fasciola gigantica yang berada di dalam tumpukan feses jika terpapar sinar matahari juga akan mati dalam 2 minggu, tetapi di tempat teduh sebagian besar telurnya dapat bertahan hingga 8 minggu. Oleh karena itu, Fasciolosis sangat berhubungan dengan musim hujan

    Pengendalian Fasciolosis pada ternak ruminansia pada prinsipnya memutus daur hidup cacing. Secara umum, strategi pengendalian fasciolosis didasarkan pada musim (penghujan/basah atau kemarau/kering). Pada musim hujan, populasi siput mencapai puncaknya dan tingkat pencemaran metaserkaria sangat tinggi. Salah satu upaya untuk mengontrol kejadian Fasciolosis adalah dengan pemberian flukisida (obat cacing hati) untuk menurunkan jumlah cacing hati di host dan jumlah telur yang ada di pasture.

    Fluconix-250 dan Fluconix-340 merupakan salah satu flukisida dengan kandungan nitroksinil yang dapat digunakan untuk mengontrol fasciolosis. Nitroksinil efektif membunuh cacing umur >10 minggu. Jika disesuaikan dengan siklus hidup Fascila gigantica dengan sifat nitroksinil, Fluconix-250 atau Fluconix-340 dapat diberikan pada sapi, kerbau, kambing, dan domba saat:

  • Setelah sapih
  • 18 minggu setelah hujan. 18 minggu berasal dari 8 minggu pertumbuhan telur sampai metaserkaria dan 10 minggu yang merupakan umur cacing yang efektif dibunuh oleh nitroksinil. Bisa diulangi 10 minggu setelah pemberian sebelumnya
  • Beberapa minggu sebelum musim hujan agar cacing dewasa yang ada pada inang definitif mati, tidak bertelur, dan tidak mencemari saluran air atau genangan air saat hujan nanti.
  • Pada sapi bunting dapat diberikan saat masa kering kandang atau 28 hari sebelum melahirkan
  • Jika terjadi outbreak fascioliasis, semua ternak baik yang terinfeksi maupun yang kontak harus diinjeksi secepatnya. Jika perlu diberikan pengulangan dengan interval 10 bulan

  • Referensi :

Martindah E, Widjajanti S, Estuningsi SE, Suhardono. 2005. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap fasciolosis sebagai penyakit zoonosis. WARTAZOA. 15(3): 143-154

https://jabar.tribunnews.com/2020/08/01/227-kg-hati-sapi-dan-47-kg-hati-domba-dimusnahkan-dispangtan-bandung-karena-mengandung-cacing-hati.

http://www.elrincondelmalacologo.com/Web%20fotos%20agua%20dulce/Fotos%20coleccion/Lymnaeidae/Lymnaea%20rubiginosa.jpg