MENGATASI PENYAKIT CORYZA MEMBANDEL DENGAN TEPAT

Diterbitkan pada

Img 2792
Sumber gambar: https://www.livestocking.net/identify-good-poor-layer-chickens-physical-features

Mencegah timbulnya penyakit merupakan salah satu upaya dalam menjaga tingkat produksi telur pada ayam layer. Selain memperhatikan faktor bibit dan nutrisi, menjaga lingkungan supaya tidak terjadi infeksi penyakit adalah upaya dalam menjaga perfoma produksi. Salah satu kasus penyakit yang disebabkan oleh bakteri hingga menimbulkan masalah serius berupa penurunan produksi adalah penyakit Infectious Coryza/Snot. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan unggas sehingga menimbulkan leleran hingga peradangan pada saluran napas atas. Peradangan yang terjadi pada saluran napas bagian atas menimbulkan kondisi stress atau tidak nyaman dan akan menyebabkan turunnya feed intake yang berakibat pada gangguan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam.

Penyakit Infectious Coryza disebabkan oleh bakteri Haemophillus paragallinarum yang kini dikenal dengan nama lain Avibacterium paragallinarum merupakan bakteri gram negatif, bersifat fakultatif anaerob dan non-motil. Infeksi menyerang pada bagian saluran pernapasan atas ayam pada sinus infraorbitalis. Penyakit ini memiliki mortalitas yang rendah 5-10 % dan morbiditas hingga 40%, dalam kondisi cuaca tropis dapat menular dengan sangat cepat. Penularan terjadi secara horizontal, ayam yang sembuh bersifat sebagai carrier atau pembawa. Masa inkubasi 1-3 hari tergantung tingkat paparan yang ada, penyakit dapat berlangsung 2-12 minggu. Menurut Wahyuni (2019), pada ayam layer produksi dapat menyebabkan penurunan produksi telur 10% hingga 40%.

Penularan yang terjadi dengan cepat antar ayam dalam suatu kandang disebabkan oleh beberapa cara penularan. Penularan terjadi secara langsung antar ayam didalam satu kandang, melalui air minum dan peralatan kandang. Maka dari itu, sangat diperlukan tindakan desinfeksi kandang rutin dan desinfeksi air minum untuk mengurangi paparan yang ada di lingkungan dan air minum. Desinfektan yang sangat direkomendasikan untuk kasus Coryza adalah SPECTARAL dengan dosis 10 ml per 2,5 L air dan BENZAKLIN dengan dosis 6 ml per liter untuk desinfeksi kandang saat kandang terisi oleh ayam dan INTERCIDE dengan dosis 1 ml per 8 liter untuk campur air minum.

Mengatasi penyakit Coryza pada ayam dengan tepat adalah dengan memahami deteksi dini kemunculan gejala penyakit Coryza. Ada salah satu penyakit yang gejalanya mirip dengan Coryza, yaitu CRD Complex. Perbedaan antara kedua penyakit tersebut terdapat pada tabel dibawah ini.

Perbedaan Coryzadan CRD Kompleks 

(Sumber : Technical Support TMC, 2020)

Adanya cairan kental (mukoid) yang berlebihan yang akan terlihat dari lubang hidung dengan aroma yang tidak sedap diawali peradangan pada konjungtiva mata (konjungtivitis) menjadi ciri patognomonik Coryza. Cairan kental atau lendir awalnya akan muncul berlebihan pada hidung, kemudian berubah warna menjadi kekuningan dan semakin kental. Kondisi tersebut akan berlanjut timbulnya peradangan pada saluran napas atas yaitu pada sinus infraorbitalis (saluran yang ada dibawah mata). Ketika sudah terjadi peradangan dan berisi cairan kental, maka wajah ayam akan terlihat membengkak terutama dibagian bawah mata. Adanya infeksi pada saluran tersebut menyebabkan ayam akan merasa tidak nyaman sehingga feed intake turun, nutrisi yang dibutuhkan tidak mencukupi, hingga berakibat bobot ayam tidak tercapai serta ayam yang sedang memproduksi telur akan mengalami gangguan produksi akibat nutrisi yang berkurang. 

(Sumber : http://www.poultrydvm.com/condition/infectious-coryza)

Jika gejala berupa lendir yang berlebihan dan mulai berwarna kuning sudah muncul, maka perlu segera dilakukan pengobatan dengan tepat. Pengobatan yang tepat pada kasus Coryza adalah menggunakan antibiotik, salah satu drug of choice injeksi adalah Intertrim-LA. Pemberian Intertrim-LA dengan dosis 0,2 ml per kg berat badan sangat efektif untuk mengatasi penyakit coryza dengan pengulangan 96 jam setelah injeksi jika kasus belum tuntas. Pengobatan kombinasi melalui injeksi dan air minum sangat dianjurkan, biasanya menggunakan COTRIMAZINE dengan dosis 1 ml per 2 liter air minum atau Intertrim-500 Oral dengan dosis 1 ml per 4 liter air minum yang diberikan 3-5 hari. Obat dengan kandungan antibiotik Sulfadiazine dan Trimethoprim efektif untuk membunuh bakteri Avibacterium paragallinarum penyebab penyakit Coryza dengan mekanisme kerja menghambat metabolisme sel bakteri sehingga bakteri tidak dapat memproduksi asam folat yang dibutuhkan oleh DNA Sel bakteri. Intertrim-LA memiliki kandungan Sulfadoxine yang merupakan antibiotik golongan sulfonamide dengan sifat Long-acting yang akan bekerja lama didalam tubuh untuk pengobatan secara tuntas.