MENGATASI KASUS PENYAKIT BAKTERIAL PADA UNGGAS DENGAN TUNTAS

Diterbitkan pada

Bio chickens home farm 73944 7850
Sumber gambar : freepik.com

    Kondisi kesehatan ternak sangat penting untuk dijaga sehingga tidak menimbulkan kerugian hasil produksi akibat adanya serangan penyakit. Penyakit dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, mulai dari penyakit yang bersifat infeksius dan non infeksius. Penyakit infeksius disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, protozoa, cacing, jamur, hingga ektoparasit. Beragamnya jenis penyebab penyakit menjadi masalah rutin dihadapi oleh peternak. Peternak harus dapat menghindari dan meminimalisir adanya paparan dan penyebaran penyakit pada farm. Pada unggas, kejadian penyakit tetap muncul walaupun prosedur biosecurity sudah diterapkan dengan ketat.  

    Penyakit bakterial yang muncul kadang tidak hanya disebabkan oleh satu macam bakteri saja, biasanya infeksi disebabkan oleh lebih dari satu bakteri yang merugikan. Seringkali infeksi satu bakteri mampu menyebabkan infeksi penyakit lainnya, seperti penyakit yang disebabkan oleh virus. Tidak tercapainya bobot badan hingga terjadinya kematian ayam per harinya menjadi kerugian yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri. Banyak penyakit bakteri pada ayam broiler maupun layer yang menimbulkan kerugian. Penyakit tersebut dirangkum dalam tabel berikut :

(Sumber : Tim Technical Support TMC, 2020) 

Data Kasus kejadian penyakit bakterial pada unggas semester 1 (Januari – Juni) 2020

    Kasus penyakit bakterial dapat terjadi akibat kondisi lingkungan yang tidak terjaga, seperti sumber air minum yang tidak disterilisasi menggunakan klorinasi, tempat makan dan minum yang kotor jarang dibersihkan, kondisi sekam yang tidak pernah ditangani hingga tercium bau amoniak, hingga penularan dari luar kandang yang bisa saja dibawa oleh karyawan/ tamu saat masuk ke kandang. Berdasarkan data laporan Tim Cabang TMC di lapangan, Kejadian kasus penyakit bakterial pada ayam broiler dan layer pada semester 1 (Bulan Januari hingga Juni) tahun 2020 adalah sebagai berikut :

 (Sumber : Tim Technical Support TMC, 2020) 

Infeksi Bakteri saat DOC sangat merugikan

    Infeksi bakteri pada saat DOC awal sangat merugikan, mulai dari peningkatan deplesi atau culling, pertumbuhan bobot badan harian yang tidak standar, kekebalan yang tidak optimal saat umur 14 hari, hingga kematian DOC. Kematian dini pada DOC dikenal dengan istilah Early Chick mortality.

    Early Chick Mortality kini menjadi kasus yang sering terjadi. Kematian dini pada DOC disebabkan oleh infeksi bakteri Gram negative dan Gram positif seperti E. coli, Pseudomonas spp., Staphylococcus spp., Streptococcus sp, dan lainnya. Kasus ini biasanya ditunjukan dengan adanya keadaan tubuh yang lesu, tidak mau makan, dan adanya peradangan pada pusar (Omphalitis). Infeksi bakteri pada DOC dapat terjadi saat transportasi, penetasan, dan juga pada saat awal datang di kandang. Untuk menekan kejadian kematian dini DOC dapat diberikan antibiotik injeksi sebagai cleaning program seperti Ceftionel-50 atau Genta-100 yang bisa diberikan bersamaan dengan vaksin killed. Pemberian antibiotik secara peroral campur air minum dengan antibiotik CIPROLON atau Interspectin-L WS. Penggunaan antibiotik sebagai cleaning program diberikan selama 3-5 hari berturut-turut tergantung tingkat infeksi. Upayakan pemberian antibiotik untuk cleaning program dilakukan dengan tuntas, sehingga menghindari kembali munculnya kasus infeksi bakteri serupa.

    Untuk kasus bakteri yang menyerang pencernaan seperti kasus colibacillosis, necrotic enteritis, cholera dan salmonellosis, dapat menggunakan antibiotik dengan kandungan Amoxycillin (Intramox-200 WS), Doxycycline (Doxy-500 WS), Norfloxacin (Noran-200 WS) atau Sulfadiazine-Trimethoprim (COTRIMAZINE dan Intertrim-500 Oral). Apabila terjadi kasus pernapasan seperti penyakit CRD, CCRD, atau Coryza/Snot dapat diberikan antibiotik dengan kandungan enrofloxacin (ENROTEN dan Interflox Oral), Tylosin (TYLOQUIN), dan Erythromycin (ERI-PLUS). Kasus coryza sangat cocok untuk diatasi dengan Intertrim-LA sebagai drug of choice kasus infeksi coryza terutama pada ayam layer. Pemberian dilakukan hingga tuntas dan ditunjang dengan menjaga lingkungan agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit bakteri.

Mencegah munculnya kembali infeksi bakteri

    Apabila ada kejadian kasus bakteri dikemudian hari terutama pada saat minggu pertama, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap hal-hal yang dapat menjadi media sumber penularan infeksi bakteri, terutama air minum. Air minum selain bersih, juga harus steril dari cemaran bakteri penyebab patogen untuk mencegah timbulnya infeksi bakteri. Sterilisasi air minum dilakukan dengan klorinasi menggunakan KLORIN-GARD. Pemberian KLORIN-GARD mampu membunuh mikroorganisme pada air minum sehingga air minum steril dan tidak menjadi sumber penyakit infeksi bakteri. KLORIN-GARD berbentuk tablet effervescent praktis digunakan dengan dosis 1 tablet per 500-1500 liter air minum, dosis klorin untuk sterilisasi air minum adalah 3-5 ppm. Untuk mencegah munculnya kembali penyakit dapat dilakukan penyemprotan desinfektan secara rutin untuk lingkungan kandang dan mencuci peralatan menggunakan SPECTARAL, INTERCIDE, atau BENZAKLIN. Selain itu, menjaga kondisi amoniak, menjaga ayam tetap nyaman dari cekaman stress dan panas di dalam kandang juga dapat mengurangi resiko infeksi bakteri.