Manfaat Vitamin E dan Selenium (Produk Introvit-E-Selen WS) pada Ayam untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Pasca Vaksinasi

Diterbitkan pada

Vitamin e
Sumber gambar : Google images

    Usaha peternakan ayam broiler dan layer dilakukan dengan intensif untuk dapat terhindar dari segala macam resiko yang mengganggu produksi. Terutama resiko adanya infeksi penyakit pada ayam yang disebabkan oleh virus. Infeksi virus dapat menyebabkan tingkat kematian dan penularan yang tinggi, terutama oleh penyakit Newcastle Disease (ND). Vaksinasi perlu dilakukan sebagai upaya untuk memberikan kekebalan tubuh untuk ayam sehingga diharapkan mampu terhindar dari infeksi virus di Lapangan. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk dapat menunjang keberhasilan vaksinasi, salah satunya adalah pemberian suplemen vitamin. Vitamin merupakan nutrisi organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dalam tubuh. Vitamin tidak disintesis oleh tubuh sehingga untuk memenuhi kebutuhan vitamin harus dipasok dari makanan. Terdapat 2 kelompok vitamin, yaitu vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Vitamin larut air yaitu Vitamin B kompleks dan Vitamin C, sedangkan vitamin larut lemak yaitu Vitamin A, D, E, dan K. Salah satu Vitamin penting yang akan dibahas yaitu Vitamin E. 

Kenapa perlu menggunakan vitamin E dan Selenium?

    Vitamin E dan selenium banyak dikenal sebagai antioksidan yang baik yang bermanfaat untuk kondisi penampilan. Penggunaan vitamin E pada manusia sering digunakan sebagai antiaging. Sedangkan penggunaan pada hewan seringkali hanya sebagai vitamin pelengkap. Padahal vitamin E memiliki fungsi lain yang mampu berpotensi sebagai penambah kemampuan kekebalan tubuh. Vitamin E (Tocopherol), adalah vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin E dapat diperoleh dari hijauan atau sayuran, biji-bijian, minyak gandum, kuning telur, hati, dan kecambah. Vitamin E juga berfungsi membantu memperlambat penuaan dan mensuplai oksigen ke darah untuk dialirkan ke seluruh organ tubuh. Vitamin E mampu menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan mencegah kerusakan sel darah merah akibat racun, serta dapat membantu mencegah sterilitas dan distrofi pada otot. Melalui fungsi utama sebagai antioksidan, diharapkan mampu untuk melindungi sel dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada hewan.

    Vitamin E dan Selenium saling berhubungan dalam fungsi metabolik. Potensi Vitamin E dapat meningkat dengan adanya suplementasi selenium. Selenium merupakan bagian struktural enzim glutathion peroksidase, yaitu enzim antioksidan yang dibentuk dalam tubuh. Maka dari itu, selenium erat hubungannya sebagai antioksidan dalam formulasi ransum. Gejala defisiensi Vitamin E dapat dikurangi dengan suplementasi selenium. Suplementasi dengan 1 mg selenium atau 30 IU vitamin E/ kg ( 22 mg) ransum mencegah terganggunya reproduksi. Melalui fungsi utama sebagai antioksidan, diharapkan mampu untuk melindungi sel dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada hewan.

    Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel, protein, dan lemak dalam tubuh. Antioksidan bekerja menghambat pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif. Antioksidan yang dikenal ada yang berupa enzim dan ada yang berupa mikronutrien. Enzim antioksidan dibentuk dalam tubuh, yaitu super oksida dismutase (SOD), glutation peroksida, katalase, dan glutation reduktase. Sedangkan antioksidan yang berupa mikronutrien dikenal tiga yang utama, yaitu : ß-karoten, vitamin C dan vitamin E. Vitamin E memiliki sifat yang sama dengan selenium (mineral esensial dalam pembentukan antioksidan). Vitamin E dan Selenium dibedakan berdasarkan letak berbagai grup metil pada rantai cabang molekulnya. Selenium merupakan kofaktor enzim glutation peroksidase.

    Kekurangan Vitamin E dan Selenium dapat menyebabkan menurunnya fungsi membran sel sehingga kekebalan sel menjadi menurun, hemolisa sel-sel darah, penurunan dalam mengikat oksigen sehingga mengakibatkan penurunan produksi telur, penurunan daya tetas telur, anemia, dan kematian embrio pada ayam. Berdasarkan Hong dan Rengaraj (2015), defisiensi vitamin E pada ayam dapat menyebabpak penyakit muscular distrophy, enchepalomalacia, hemolisa eritrosit, peroksidasi membran lipid, eksudatif diatesis, dan gangguan perkembangan bulu. Namun seperti yang kita ketahui gejala defisiensi berdasarkan literatur tersebut sangat jarang terjadi, kebutuhan vitamin E pada broiler jika kita merujuk pada standar Cobb-500 (2015) yang perlu diberikan dalam pakan adalah 50-80 IU / Kg pakan ( 1 IU Vitamin E = 0,67 mg).

Bagaimana pengaruh Vitamin E dan Selenium terhadap kekebalan tubuh ayam ?

    Pengaruh yang diberikan Vitamin E dan Selenium pada tubuh ayam adalah untuk membantu transport asam amino dan lipid dalam pencernaan, terlibat dalam metabolisme iron, steroidogenesis, dan menstimulasi kekebalan selular maupun humoral terhadap agen infeksius. Berdasarkan Aggrawal dkk., (2010), waktu paruh (Half time) dari vitamin E didalam tubuh adalah 20 jam.

    Tim Research and Development PT TEKAD MANDIRI CITRA telah melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Introvit-E-Selen WS Terhadap Titer Antibodi Ayam Broiler Pasca Vaksinasi ND Lasota. Penelitian dilakukan pada beberapa ekor ayam yang dipelihara mulai hari ke-0 hingga 36. Pengambilan darah dilakukan pada saat sebelum diberi perlakuan, sesaat sebelum vaksinasi, setelah vaksinasi, dan pada akhir penelitian sebagai perbandingan. Serum pada setiap pengambilan darah dibandingkan dibuat dengan grafik seperti di bawah.


  Hasil penelitian menunjukkan pemberian Introvit-E-Selen WS yang mengandung vitamin E dan Sodium Selenite mampu meningkatkan titer antibodi jika diberikan pada saat sesudah atau sebelum vaksinasi. Titer antibodi pada ayam yang diberikan vaksinasi ditambah dengan pemberian Introvit-E-Selen WS terlihat menunjukan adanya peningkatan 2-3 kali lipat (300%) lebih tinggi dibandingkan ayam yang hanya divaksinasi saja (tanpa penambahan Introvit-E-Selen WS). Tingkat kekebalan tubuh dari ayam yang diberikan vaksinasi dan ditambah pemberian Introvit-E-Selen WS mampu bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan antibodi dari ayam yang hanya diberikan vaksinasi saja.

    Introvit-E-Selen WS mengandung 40 mg Vitamin E dan 0,3 mg Sodium Selenite yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mengatasi stres, meningkatkan fertilitas, dan mencegah intoksifikasi setelah pemberian preparat Fe pada babi yang mengalami defisiensi vitamin E. Dengan adanya penelitian ini, Introvit-E-Selen WS dapat ditambahkan dalam program pemeliharaan ayam sebagai indikasi untuk meningkatkan titer antibodi ayam. Pemberian Introvit-E-Selen WS pada ayam yaitu 1 g/ 2 L air minum atau 1 kg/ ton pakan selama 3-5 hari berturut-turut.