KENAPA AYAM BROILER BISA SLOW GROWTH?

Diterbitkan pada

Broiler chicken chicks poultry farm 109285 3693
Sumber gambar : freepik.com

    Keterlambatan tumbuh kembang yang di alami ayam broiler bukan hal yang asing di dengar dan sering menakutkan peternak. Kasus ini biasa disebut dengan Slow Growth. Kejadian slow growth sering terlihat mulai umur ayam 14 hari. Biasanya kasus ini ditandai dengan berat badan ayam tidak tercapai, rendahnya kenaikan berat badan per hari, dan keseragaman (uniformity) yang rendah. 

    Slow growth terbagi menjadi 2, yaitu runting dan stunting. Runting bersifat kerdil permanen, terjadi pada ayam yang mengalami kegagalan dalam pertumbuhan (3%-5% dari populasi) dengan berat badan lebih rendah 50%-75% dari standar. Stunting bersifat kerdil temporary atau sementara, terjadi pada ayam yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan (50% dari populasi) dengan berat badan lebih rendah 75%-90% dari standar. Penyebab Slow growth antara lain:

1. Faktor Non Infeksius

a. Kualitas DOC

DOC yang baik berasal dari induk ayam umur 25-55 minggu. Umur induk ayam berpengaruh pada berat telur, berat kuning telur, dan berat kerabang. Saat induk ayam berumur kurang dari 25 minggu, ukuran telur masih kecil dan makanan untuk embrio ayam kurang terpenuhi. Apabila induk berumur lebih dari 55 minggu, telur yang dihasilkan memiliki kerabang yang rapuh dan tipis. Kerabang yang tipis menyebabkan air mudah masuk ke dalam kantung udara telur melalui pori-porinya sehingga terjadi kelebihan cairan dalam telur yang bisa menyebabkan kematian embrio. Selain berdasarkan umur induk, kualitas DOC juga dipengaruhi oleh kelengkapan vaksinasi induk ayam di Breeder yang akan diturunkan ke DOC berupa maternal antibody.

b. Uniformity

Uniformity atau keseragaman berat badan dalam suatu populasi perlu diperhatikan agar perkembangan organ tubuh ayam optimal. Keseragaman yang buruk bisa menyebabkan penyakit dan sifat kanibal. Keseragaman dipengaruhi oleh kualitas DOC, grade dan strain yang tercampur di masa pemeliharaan, kepadatan ayam, jumlah tempat pakan dan minum, kenyamanan kandang dan seleksi saat memisahkan ayam yang berbeda ukuran belum optimal.

c. Manajemen brooding

14 hari pertama adalah waktu terpenting bagi kehidupan anak ayam. Dalam 14 hari pertama ayam mengalami hiperplasi (perbanyakan sel) kemudian ayam mengalami hipertropi (pembesaran sel) organ saluran pencernaan/gastrointestinal, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan. Pada saat periode brooding pastikan anak ayam makan dan minum dengan nyaman. Pertahankan suhu kandang 29-32⁰C. Pemberian pakan di awal waktu DOC tiba mampu mempercepat perkembangan, ukuran, dan fungsi usus, menstimulasi dan mengoptimalkan organ pankreas untuk mensekresikan enzim pencernaan, mengoptimalkan penyerapan kuning telur sumber antibodi maternal dan meningkatkan daya hidup ayam. Kegagalan saat perode brooding mengakibatkan performa ayam tidak optimal.

2. Faktor infeksius

a. Infeksi Reovirus

Infeksi Reovirus atau Helicopter disease sering disebut sebagai penyebab Runting Stunting Syndrom (RSS). Infeksi reovirus menyebabkan peradangan pada usus dan proventrikulus sehingga mengakibatkan gangguan penyerapan di saluran pencernaan.

b. Necrotic Enteritis

Necrotic Enteritis disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens. Bakteri Clostridium perfringens merupakan bakteri pembusuk normal berada di saluran pencernaan ayam bagian belakang. Dalam kondisi saluran cerna tidak normal maka bakteri Clostridium perfringens menjadi bakteri patogen dan menyebabkan peradangan usus sehingga mengakibatkan gangguan penyerapan di saluran pencernaan.

c. Mikotoksin

Mikotoksin adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur (Aspergillus, Fusarium dan Penicilium), bersifat toksik dan berdampak negatif terhadap performa atau produktivitas ternak. Bahaya mikotoksikosis yaitu imunosupresif sehingga ayam mudah terinfeksi penyakit, penurunan feed intake, pertumbuhan ayam terhambat, target berat badan ayam tidak tercapai, menyebabkan penurunan produksi dan kualitas telur.

d. Koksidiosis

Koksidiosis disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Ayam yang mengalami koksidiosis biasa ditandai dengan adanya darah dalam feses (berak darah), bobot badan tidak optimal, dan FCR yang tinggi serta resiko adanya infeksi sekunder hingga menyebabkan kematian. Koksidiosis akan memberikan peluang terjadinya infeksi Clostridium perfringens sehingga terjadi penyakit Necrotic Enteritis.

    Gejala klinis Slow Growth yang terlihat yaitu ayam kerdil, pertumbuhan bulu tidak normal, berat badan tidak tercapai, kenaikan berat badan per hari rendah dan uniformity rendah. Kejadian slow growth menjadikan ayam mudah terinfeksi penyakit karena organ kekebalan tidak berkembang optimal. Perubahan patologis saat bedah bangkai (nekropsi) menunjukkan ukuran organ lebih kecil daripada ayam seumurnya, usus tidak berkembang (tipis dan kecil seperti karet/pentil) dan pankreas tidak berkembang. Slow growth mengakibatkan kerugian ekonomi karena tidak tercapainya standar berat badan, Feed Conversion Rate (FCR) meningkat dan angka afkir/culling ayam meningkat.

Upaya pencegahan slow growth dapat dilakukan dengan cara:

(1) Memilih DOC yang berkualitas.

Menilai kualitas DOC dapat dilakukan melalui Pasgar Score dengan melihat kondisi pusar, kaki, sendi, reflek, dan ada tidaknya cacat tubuh DOC yang dikelompokkan menjadi 3 golongan (Excellent, Acceptable, Culling). DOC yang berkualitas excellent memiliki pusar bersih dan tertutup sempurna (tidak omphalitis), kaki bersih, tidak lemah dan tidak kering, sendi tidak memar, dan tidak ada cacat fisik. Induk yang sudah melewati masa produktif disarankan diberi PRO-EGGVITA atau Introvit-AD3E WS untuk meningkatkan kualitas telur.

(2) Mengoptimalkan periode brooding.

Sebelum DOC chick-in pastikan ketersedian air, pakan, listrik, ventilasi, suhu kandang sudah sesuai dan jumlah tempat pakan dan minum mencukupi kebutuhan ayam. Berikan pakan dan minum seawal mungkin saat DOC tiba. Saat DOC tiba dapat diberikan TM-VITA atau VIT-ECO, mengandung multivitamin, trace mineral, dan elektrolit yang mampu mengatasi segala bentuk stress, menjaga stamina tubuh ayam, dan membantu fungsi normal pankreas untuk menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Setelah 8 jam lakukan pemeriksaan tembolok. Tembolok harus lembut dan lentur. Jika tembolok keras indikasi anak ayam kekurangan air sedangkan jika tembolok bengkak dan penuh air indikasi anak ayam kekurangan makan.

(3) Pemberian multivitamin dan asam amino serta selenium.

Introvit 4+ WS atau Introvit Oral mengandung 13 Vitamin, 18 asam amino dan 1 senyawa organik yang penting untuk mempercepat pertumbuhan, pertambahan berat badan ayam. Pemberian Introvit-E-Selen WS yang mengandung master antioksidan dapat membantu mengatasi stress oksidatif akibat pengaruh lingkungan dan penyakit, khususnya Reo virus.

(4) Pemberian antibiotik broad spectrum.

Antibiotik seperti TYLOQUIN, ERI-PLUS, Intramox-200 WS dan Interspectin-L WS untuk mengatasi infeksi bakteri penyebab Necrotic Enteritis.

(5) Program koksidosis dengan Amprolin-300 WS.

(6) Menerapkan biosecurity yang ketat seperti celup kaki dan semprot badan sebelum masuk ke dalam kandang dengan BENZAKLIN atau INTERCIDE untuk mencegah masuknya agen infeksi patogen dari luar ke dalam kandang.