KENALI PENYEBAB OOFORITIS PADA AYAM PETELUR

Diterbitkan pada

2
Sumber gambar : Google images

    Penurunan produksi pada ayam petelur menjadi salah satu kondisi yang meresahkan peternak. Jika tidak diketahui penyebab utamanya dan dilakukan penanganan yang kurang tepat, maka akan semakin memperparah performa produksi.

    Penyebab penurunan produksi pada ayam petelur dapat diketahui melalui pemeriksaan kondisi ayam, pemeriksaan telur yang dihasilkan, dan pemeriksaan post mortem (pasca kematian) dengan melihat kondisi ovarium dan saluran telurnya. Gangguan produksi telur dapat disebabkan oleh gangguan pertumbuhan ayam, perkembangan ovarium atau dari agen infeksi. Terdapat berbagai macam penyakit yang mampu menyerang ovarium ayam, sehingga menyebabkan infeksi pada ovarium bahkan hingga menyebabkan kematian pada ayam tersebut. Peradangan pada ovarium dikenal sebagai istilah ooforitis. Penyakit yang dapat menyebabkan ooforitis, antara lain Egg Drop Syndrome (EDS), Infectious Bronchitis (IB) maupun Avian Influenza (AI) yang disebabkan oleh virus. Kelompok bakteri patogen yang telah diisolasi dari infeksi ovarium yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Staphylococcus intermedius, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus sp., Bacillus sp., Bacillus cereus, Enterobacter sp., Klebsiella pneumonia, dan Salmonella enteritidis.

    Adanya ooforitis dapat berdampak pada produksi telur yang tertunda, puncak produksi yang tidak tercapai, telur yang tidak tahan lama (cepat membusuk), jumlah ayam yang diafkir meningkat (sakit/mati) dan meningkatnya biaya pengobatan saat masa pemeliharaan.

    Bakteri yang umum menyerang pada berbagai organ dalam tubuh ayam dan mencapai organ reproduksi yaitu Escherichia coli. Bakteri ini mampu menyebabkan ooforitis dan salfingitis yang akan menginfeksi sel telur sebelum telur terselubung oleh kerabang telur. Salfingitis merupakan peradangan yang terjadi pada oviduk. Ayam petelur dapat terserang salfingitis bentuk akut atau kronis. Salfingitis juga dapat terjadi akibat infeksi secara ascending dari kloaka menuju saluran reproduksi. Salfingitis dapat menurunkan kapasitas bertelur ayam karena sering terjadi pada saat umur ayam menjelang produksi atau selama produksi. Ayam yang terinfeksi bisa mati setelah 6 bulan pascainfeksi. Ayam yang dapat bertahan biasanya tidak dapat bereproduksi dengan normal. Pada infeksi ovarium ataupun oviduk yang bersifat ringan, pengobatan dengan antibiotik biasanya dapat berhasil baik. Namun, jika infeksi berat dan merupakan masalah yang dominan di suatu flok, usaha pengobatan tersebut jarang memberikan hasil yang memuaskan.

    Selama ini peternak masih banyak melihat kasus ooforitis akibat dari infeksi E. coli, namun bakteri lain yang mampu menyerang organ reproduksi ayam sering terabaikan, seperti Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. Jenis bakteri yang pernah diisolasi oleh Ulupi dkk (2012) yaitu Salmonella enteritidis, sedangkan Thayer dan Waltman (2008) berhasil mengidentifikasi Staphylococcus yang termasuk patogen pada unggas yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, dan Staphylococcus hyicus. Sebuah penelitian terhadap ayam petelur di peternakan daerah Yogyakarta menyebutkan bahwa dari ayam yang mengalami penurunan produksi telur dan infeksi ovarium dapat diisolasi bakteri Stapylococcus epidermidis dan Streptococcus sp. Persentase terjadinya infeksi ovarium akibat Staphylococcus sp. pada ayam petelur yaitu 25% dan infeksi oleh Streptococcus sp. sebanyak 7%.

    Di lapangan, kejadian kasus infeksi sekunder ooforitis dan salfingitis diduga bisa menjadi penyebab keparahan penyakit oleh virus Avian Influenza (AI).

    Sebagai pendukung kesehatan ternak petelur maupun pedaging bagi peternak di Indonesia, PT Tekad Mandiri Citra memiliki pilihan produk untuk menanggulangi infeksi bakteri E. coli, Stapylococcus sp., maupun Streptococcus sp. ERI-PLUS, CIPROLON, Doxy-500 WS maupun DIMOXAN WS merupakan antibiotik broadspectrum yang dapat menjadi pilihan bagi peternak untuk menangani gangguan reproduksi yang terindikasi adanya infeksi bakterial. Terapi supportif dengan pemberian TM-VITA, Introvit E-Selen Injeksi dan Introvit E-Selen WS sangat dianjurkan untuk menjaga integritas organ reproduksi.  

Sumber:
Tabbu, Charles Rangga. 2000. Penyakit Unggas dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Kanisius.

Toelle, Novianti Neliyani. 2013. Isolasi, Identifikasi Bakteri dari Ovarium yang Mengalami Infeksi (Ooforitis) pada Ayam Petelur Komersial dan Uji Sensitivitas Terhadap Beberapa Jenis Antibiotik. Tesis S2 Sain Veteriner UGM.http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=63570.

Toelle, Novianti Neliyani. 2014. Identifikasi dan Karakteristik Staphylococcus Sp. dan Strptococcus Sp. dari Infeksi Ovarium Pada Ayam Petelur Komersial. Jurnal Ilmu Ternak, Juni Vol. I, No. 7, 32-37.