HADAPI SERANGAN PENYAKIT DENGAN CERMAT, AYAM PASTI TETAP SEHAT

Diterbitkan pada

Ayam lari
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/100979216633395087/

Situasi yang terus bergejolak dalam dunia perunggasan Indonesia di setiap tahunnya menjadi tantangan bagi seluruh peternak dan juga stakeholder. Tantangan baru mulai dari pakan, medikasi, kondisi cuaca, manajemen, perkembangan teknologi dan produk-produk perunggasan termasuk pandemi COVID-19 menjadi hal yang perlu terus dihadapi. Perubahan kebijakan dunia perunggasan dan kondisi pasar juga menjadi tantangan besar, serta pengaruh tingkat konsumsi produk hasil perunggasan di masyarakat menjadi masalah yang selalu dihadapi setiap waktu terkait harga jual. Sektor perunggasan menghadapi masalahnya masing-masing, terutama pada sektor pasar broiler yang memiliki masalah pada populasi hingga harus diambil langkah pemangkasan produksi DOC.

Salah satu masalah yang selalu muncul adalah masalah mengenai penyakit. Meskipun perkembangan penyakit pada unggas masih dengan penyakit yang dapat dikatakan itu-itu saja, banyak peternak yang kesulitan dalam mengatasi penyakit yang muncul. Kendala dari kasus penyakit yang muncul adalah bagaimana caranya untuk mencegah supaya tidak timbul kembali di kemudian hari, bukan hanya untuk mengobati pada saat wabah penyakit terjadi.

Kejadian penyakit Broiler dan Layer Tahun 2019

Menelisik kasus yang terjadi selama tahun 2019 pada broiler dan layer, Tim Technical Support TMC melakukan pendataan mengenai kasus penyakit yang terjadi berdasarkan temuan kasus dari Tim TMC yang tersebar di 8 Provinsi yang mencakup wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, hingga pulau Bali.

Dari grafik di bawah, kasus penyakit non viral yang banyak terjadi adalah CRD/CRD complex disusul dengan penyakit Colibacillosis. Kejadian kasus penyakit viral tertinggi adalah penyakit Infectious Bursal Disease (IBD)/ Gumboro dan diikuti Newcastle Disease (ND).

Sumber : Tim Technical Support TMC, 2020


Sumber : Tim Technical Support TMC, 2020

Menghadapi Penyakit yang Muncul dengan Cermat

Untuk memahami penyakit yang terjadi, selain dari gejala klinis yang terlihat dan perubahan patologis dari hasil bedah bangkai (Nekropsi), analisis penyebab penyakit dapat terlihat berdasarkan pola kematian dari data rekording kandang. Pola kematian dapat dianalisis pada bagian deplesi atau kematian per hari. Data tersebut dapat menentukan penyebab kematian oleh bakteri atau virus. Pola kematian tanpa adanya peningkatan kematian per hari yang berlipat ganda dan meningkat secara perlahan merupakan tanda yang mengarah disebabkan oleh bakteri. Pola kematian dengan adanya peningkatan kematian per hari yang berlipat ganda bahkan tiba-tiba meningkat dengan drastis, merupakan salah satu tanda yang mengarah disebabkan oleh virus. Meskipun begitu, kejadian di lapangan dapat berubah sesuai dengan kondisi paparan agen infeksi di lingkungan dan kondisi ayam saat terjadi infeksi.

PERBEDAAN KARAKTER INFEKSI BAKTERI DAN VIRUSSumber : Tim Technical Support TMC, 2020

Untuk kasus bakterial, kejadian penyakit dapat terjadi karena bakteri bersumber dari tiga tempat yaitu air minum, pakan, dan lingkungan (terutama sekam pada broiler). Banyak kejadian pada kasus bakteri, setelah dilakukan pengobatan namun kesembuhannya tidak tuntas. Untuk itu, perlu mengevaluasi sumber dimana penyebab munculnya kasus bakteri tersebut. Lakukan pengecekan kondisi sekam terkait level ammonia, pengukuran suhu dan kelembaban kandang, kebersihan tempat makan dan minum, serta air minum mulai dari sumber, saluran, hingga ke drinker/ nipple. Air minum sering kali menjadi penyebab kasus bakterial dimana proses filtrasi dan sterilisasi air yang kurang maksimal akan menjadi faktor penyebab timbulnya kasus infeksi bakteri terutama colibacillosis. Sterilisasi air dapat menggunakan KLORIN-GARD dengan dosis 1 tablet untuk 1.000 liter air minum (dosis 3 ppm). Untuk mengobati kasus bakterial yang terjadi, dapat diberikan antibiotik TYLOQUIN, ERI-PLUS, ENROTEN, atau CIPROLON

Kasus kejadian virus merupakan kasus yang cukup sulit ditelusuri sumbernya. Hal terpenting yang perlu kita cermati adalah kapan mulai turunnya feed intake dan juga tanda-tanda adanya pola kematian yang bertingkat. Untuk mengantisipasi penyakit virus, kita dapat memberikan INTROVIT-E-SELEN WS yang mengandung vitamin E dan Selenium untuk meningkatkan kekebalan, melakukan desinfeksi rutin pagi dan sore menggunakan SPECTARAL, serta mengubur ayam yang mati. Jika terjadi kasus Gumboro dapat diberikan PARAGIN karena memiliki kandungan Paracetamol yang mampu sebagai antipiretik dan antiradang untuk meringankan gejala yang muncul akibat gumboro.