Benzalkonium Klorida Sebagai Antiseptik Aman?

Diterbitkan pada

3961659
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/side-view-hand-holding-cleaning-solution_8642351.htm#page=1&query=antiseptic&position=6

Biosekuriti, medikasi dan vaksinasi, serta manajemen pemeliharaan yang baik adalah 3 upaya untuk mengontrol penyakit di peternakan. Salah satu pelaksanaan biosekuriti adalah dengan menerapkan sanitasi. Sanitasi dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang minimum akan agen patogen sehingga ternak dapat tumbuh atau berproduksi secara optimal. Sanitasi adalah proses mengurangi kontaminasi mikroba ke level aman tanpa melalui sterilisasi. Sanitasi dilakukan dengan disinfeksi menggunakan disinfektan dan atau antiseptik. Contoh pelaksanaan sanitasi yang biasa dilakukan di kandang ayam adalah man wash, car wash, foot dipping, dan hand dipping. Selain itu, desinfektan juga disemprotkan di dalam dan luar kandang ternak untuk meminimalkan agen patogen dalam kandang. Desinfektan di peternakan yang sering digunakan contohnya quarternary ammonium compound, glutaraldehyde, sodium hypochlorite, dan povidone iodine. 

Dimethyl cocobenzyl ammonium chloride atau benzalkonium klorida pertama kali ditemukan pada tahun 1935 dan dipasarkan sebagai disinfektan dan antiseptik yang menjanjikan. Benzalkonium klorida digunakan untuk pertanian, industri, rumah tangga, dan klinik. Di Amerika, benzalkonium klorida teregistrasi penggunaannya untuk indoor dan outdoor (dinding, lantai, toilet), alat-alat dan transportasi pertanian, tempat penampungan air, kolam renang, kolam, pengolahan air, kosmetik, hand sanitizer, kertas, tekstil, kosmetik, deodorant, larutan untuk mata, pelembut, dll. Penelitian menyebutkan bahwa benzalkonium klorida bukan zat yang berbahaya jika tidak diberikan terus menerus dalam jangka panjang. Benzalkonium klorida tidak menyebabkan iritasi, tidak menimbulkan sensitifitas, dan larut sempurna dalam air jika dalam dosis yang sesuai. Benzalkonium klorida bisa menyebabkan iritasi kulit jika konsentrasi larutannya lebih dari 0.5%.

Penelitian dipping pada puting susu sapi telah dilakukan oleh Hidayat et al. (2014). 6 ekor sapi diberi perlakuan yang berbeda, terdiri dari kontrol, pembanding (dipping menggunakan povidone iodine), dan T1 sampai T4 (dipping menggunakan benzalkonium klorida dalam berbagai konsentrasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan benzalkonium klorida selama 2 minggu mampu menurunkan jumlah bakteri jika dibandingkan dengan kontrol. Benzalkonium klorida menghambat pertumbuhan bakteri yang akan masuk ke dalam ambing sehingga meminimalkan kontaminasi bakteri pada susu (Tabel 1).

Tabel 1 Hasil perlakuan dipping puting/ambing terhadap jumlah bakteri susu selama 2 minggu

Keterangan:

T1= benzalkonium klorida 0.01 %

T2= benzalkonium klorida 0.02 %

T3= benzalkonium klorida 0.03 %

T4= benzalkonium klorida 0.04 %

Saat ini, antiseptik atau hand sanitizer menjadi barang yang penting dan harus dimiliki seseorang untuk pencegahan dan menjaga tubuh dari paparan COVID-19. Dari penelitian di atas, benzalkonium klorida digunakan pada jaringan hidup sehingga benzalkonium klorida berfungsi sebagai antiseptik. Banyak orang yang masih takut menggunakan benzalkonium klorida sebagai antiseptik. Padahal benzalkonium klorida termasuk bahan aktif yang banyak dipakai untuk antiseptik. Database registrasi produk obat di FDA (2013) menunjukkan bahwa benzalkonium klorida termasuk yang banyak digunakan sebagai antiseptik (Tabel 2). 

Tabel 2 Total produk antiseptik sesuai dengan bahan aktif dan jenis sediaannya di USA

Data dari FDA (2017) juga menunjukkan bahwa benzalkonium klorida layak dipakai sebagai antiseptik (Tabel 3).

Tabel 3 Kelayakan benzalkonium klorida sebagai antiseptik

Tiga kandungan paling banyak pada hand sanitizer adalah etanol/etil alkohol, quarternary ammonium compound, dan produk berbasis triclosan. Sanitizer berbasis benzalkonium klorida tidak menyebabkan iritasi kulit dan tidak menyebabkan sisa warna pada baju. Benzalkonium klorida akan mengering sekitar 10 sampai 15 detik lebih lambat dari alkohol, sehingga lebih efektif (residu proteksi lebih dari 4 jam) dan mengurangi reaplikasi. Benzalkonium klorida aman karena tidak memiliki sifat mudah terbakar. Produk dari TMC yang mengandung Dimethyl cocobenzyl ammonium chloride atau benzalkonium klorida adalah BENZAKLIN. 



Sumber:

Hidayat S, Ferdiansyah R, Juniarto AD. 2014. Pengaruh penggunaan benzalkonium klorida untuk meningkatkan kualitas susu sapi. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science dan Technology. 3(1):9-15

https://www.fda.gov/media/92294/download

https://www.govinfo.gov/content/pkg/FR-2017-12-20/pdf/2017-27317.pdf

https://www.the-dermatologist.com/article/benzalkonium-chloride-update

Moadab A, Rupley KF, Wadhams P. 2001. Effectiveness of a Nonrinse, Alcohol-Free Antiseptic Hand Wash. Journal of the American Podiatric Medical Association. 91(6):288–293.